Selasa, 21 Januari 2014

Sekilas Cerita Meraih Kampus Bumi Sanapati

 


Ok, akan kuceritakan kepadamu mengenai perjuanganku menjadi penghuni bumi sanapati. Ya, bumi sanapati, sebuah kawah candradimuka di desa Putat Nutug, Ciseeng yang menjadi kampusku sekarang.
Kampusku ini bernama STSN. Aku mengagumi STSN sejak kelas X, setelah melihat pamflet di mading sekolah.  Saat menjadi siswa kelas XII, aku serius bercita cita ke STSN. Alhamdulillah orang tua menyetujui keputusanku memilih STSN sebagai pintu masa depan.
November 2012, aku mulai mempersiapkan seleksi masuk STSN. Kucari info sebanyak banyaknya mengenai kampus impian ini. Kusempatkan setiap harinya membuka web STSN meski hanya beberapa menit dan hal tersebut berhasil memotivasiku. Ku kalahkan semua demi meraih STSN termasuk kemalasanku untuk berolahraga. Kuwajibkan setiap 2 hari sekali untuk berlatih lari. Bapakku sebagai timer dan kuberlari semampunya dengan peningkatan tiap kali berlatih.
Sekitar akhir Februari, persyaratan masuk STSN muncul. Tepat di hari tersebut aku mendapatkan buku 'CRYPTON', tiket Try Out STSN, dan gantungan kunci STSN yang telah kupesan sebelumnya kepada seniorku yang telah menjadi mahasiswa STSN. Setelah mendapatkan pesananku itu, aku semakin bersemangat meraih STSN. Dengan semangat ku buka web STSN. Yang telah lama ku tunggu muncul juga yaitu persyaratan masuk STSN. Kubaca dengan seksama, jariku berhenti di nomer 6 persyaratan umum. Hmm, nomer 6 ini, aku tak mungkin. Kecewa diriku, mengapa ada persyaratan ini di tahunku sedangkan tahun sebelumnya belum pernah ada. Tinggi minimal putri 155 cm sedangkan tinggiku 150 cm. Putus asa diriku saat itu untuk meraih STSN dan aku memutuskan untuk tak jadi mendaftar STSN. Meskipun telah kuputuskan untuk tak mendaftar STSN tetapi tetap saja setiap hari selalu membuka web STSN seolah olah masih ada harapan akan keajaiban perubahan persyaratan masuk.
25 Maret 2013, tanggal pertama pendaftaran online, dan hingga hari tersebut tak ada keajaiban perubahan persyaratan masuk termasuk syarat tinggi badan. Pada hari tersebut aku melakukan daftar ulang di sebuah perguruan tinggi yang telah menerimaku. Aku berusaha tuk lupakan STSN. Namun tetap saja aku tak sanggup menghapus STSN dari daftar impianku hingga pada akhirnya pada tanggal 4 April 2013, aku nekat melakukan pendaftaran online. Aku tak peduli dengan syarat tinggi badan. Kukuatkan kenekatanku dengan kalimat "Jika Alloh berkehendak, pasti semuanya jadi mungkin, termasuk hal ini". Isi semua form, enter dan... Astaghfirullah, lembar yang harus dibawa saat registrasi ulang tak muncul. Kemudian aku menghubungi panitia SPMB dan Alhamdulillah bisa memperolehnya.
25 April 2013, aku melakukan registrasi ulang di SMAN 1 Semarang. Dikarenakan suatu hal, hari sebelumnya aku menuju ke Semarang dengan menaiki shuttle sendirian tanpa ada yang menemani dan kemudian bermalam di tempat omku.
Lagi lagi ada yang gak beres dengan proses SPMB STSN. Saat aku cek beberapa hari kemudian, namaku tak tercantum. Kemudian, aku kembali mengirim email kepada pihak STSN dan juga menghubungi panitia melalui telepon.
30 April 2013, pukul 5.30 pagi, aku mengecek email dari panitia, aku diperintahkan untuk menyecan hasil registrasi ulang, dan akupun langsung menyecannya. Alhamdulillah pada akhirnya namaku tercantum.
Proses seleksi dilaksanakan sekitar 3 bulan dan waktunya mendadak sehingga aku lebih memilih pulang 2 minggu sekali ke Kebumen dan secepatnya kembali ke tempat omku di Jakarta. He.e, ngirit dana.
Dengan ikhtiar yang telah dilakukan untuk meraih STSN, Alhamdulillah aku diterima sebagai mahasiswa STSN.
Seleksi masuk STSN terdiri atas 6 tahap:
Tahap 1 : akademik ( TPA, Fisika, bahasa inggris, matematika)
Tahap 2 : psikotes ( siapkan kondisi diri karena tesnya seharian)
Tahap 3: Administrasi
Tahap 4 : Kesehatan ( tes darah, tes urin, tes tinggi badan, thorax, pengecekan gigi, tes cacat fisik, tes jantung) dan kebugaran ( lari selama 12 menit, push up 1 menit, sit up 1 menit, shuttle run 3 kali, chinning ( putri, pull up ( putra).
Tahap 5 : wawancara
Tahap 6 : pantukhir.
 Demikian singkat cerita meraih kampus bumi sanapati.

7 komentar: